Titik Termagis Candi Boyolangu Atau Candi Gayatri

Candi Boyolangu adalah candi yang dahulu berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu Jenasah Gayatri sekaligus tempat pemujaan oleh agama Buddha. Candi Boyolangu ini sendiri berlokasi di desa Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur.

Sebelum kita masuk pada inti pembahasan alangkah baiknya kita mengetahui arti dari kata "Termagis". Kata ini memiliki arti yang paling magis atau yang paling luar biasa di antara yang lainnya. Jadi kata "Termagis" digunakan untuk menunjukkan sesuatu seperti halnya tempat yang paling ajaib, menakjubkan, ataupun mengagumkan.


Titik termagis pada Candi Boyolangu terdapat pada puncaknya. Pada puncak Candi Boyolangu ini terdapat arca yang lumayan besar bahkan lebih besar daripada manusia. Arca tersebut dikelilingi oleh 11 umpak dan ditudungi bangunan genting kayu buatan warga. Dilihat dari jumlah umpaknya yang sebanyak ini, besar kemungkinan dahulu di atas sini ada bangunan organik yang megah. (Umpak adalah landasan penyangga tiang atau pilar bangunan yang terbuat dari  batu, kayu, semen atau bata. )

Arcanya sendiri jelas adalah Prajnaparamitha-Devi alias bunda agung para Buddha. Tetapi masyarakat lebih familiar dengan nama arca Ken Dedes. Tetapi arca tersebut bukan Ken Dedes. 

Dalam ajaran Buddha Mahayana, terdapat 6 paramitha atau jalan menuju kesempurnaan. Salah satunya adalah prajna atau kebijaksanaan. Arca prajnaparamitha-devi adalah wujud dari kebijaksanaan sempurna, yang melampaui segalanya. Bagi para pengikut jalan Tantra, arca ini adalah alat visualisasi menuju kondisi sunya atau hampa. 

Arca Prajnaparamitha-devi ini dibuat dengan cukup detail dan indah. Prajnaparamitha-Devi duduk di atas padmasana ganda. Detail pada arca seperti :
  1. Pilinan-pilinan rambutnya
  2. Urat di batang teratainya, bahkan 
  3. Motif kawung di busananya
masih bisa dinikmati meskipun kondisi arca tersebut sudah tanpa kepala. Tetapi atribut kedewataannya kalah dibandingkan Prajnaparamitha-devi dari Singosari, dan Prajnaparamitha-devi dari Candi Gumpung di Muaro Jambi. 


Walaupun kedua tangannya buntung tetapi menurut pandangan sejarawan jelas ia bermudra dharmacakra atau memutar roda Dharma seperti arca Prainanaramitha-devi yang lain di nusantara. 

Berdasar Sādhanamālā, yakni teks-teks praktik tantra dari abad 5-11, Prajnaparamitha-devi dengan mudra seperti ini disebut Kanakaprajñāpāramitā. Warnanya emas dan merupakan 1 dari 3 Prajnaparamitha utama. Kalau diperhatikan, proporsi tubuhnya seimbang dan natural, khas arca zaman Singhasari. 

Pada periode Singhasari-Majapahit (abad 13-15) arca Prajnaparamitha-devi meruyak bak jamur di musim hujan. Namun Candi Boyolangu mungkin menjadi satu-satunya candi yang pemujaan utamanya adalah Prajnaparamitha-devi.





Ditulis oleh : Lisa Dwi Cahyani
24 Januari 2025 







Komentar

Postingan Populer