Ketiadaan Vas Bunga di Arca Candi Boyolangu
Negarakertagama (1365 M) menceritakan, saat upacara sraddha, roh Gayatri dipanggil dan dimasukkan ke sebuah arca medium, yakni sanghyang puspa yang ukurannya setinggi orang berdiri. Informasi ini cocok dengan ukuran arca Prajnaparamitha-Devi di Candi Boyolangu. Tapi, arca ini diapit batang teratai yang tumbuh dari akar. Sedikit berbeda dengan ciri khas Majapahit, yang teratainya biasa muncul dari jambangan. Padahal, menurut angka tahun di umpak candi, kemungkinan Candi Boyolangu baru dibangun pada zaman Majapahit, Yakni di tahun 1369, setelah Gajah Mada meninggal, dan tuntas tahun 1389 M, saat Hayam Wuruk (1334-1389 M) meninggal. Teratai tanpa vas itu jelas cirinya gaya singhasari dari abad 13, tapi ada kemungkinan lain.
Negarakertagama mencatat bahwa Gayatri meninggal tahun 1350 М. Dua tahun kemudian, tanah Kamal Pandak, yang diyakini masyarakat Majapahit sebagai tugu batas gaib Mpu Baraddah, tiba-tiba disucikan dan dirituali Mpu Jnyanawidi. Tahun 1352 M dibangunlah Candi Prajnaparamithapuri di Kamal Pandak sebagai pendharmaan bagi Gayatri. Hal tersebut kurang dari 1 dasawarsa saat Gayatri memerintahkan Adityawarman merenovasi Candi Jago dan menerbitkan prasasti Manjusri (1343 M).
Arca dalam Prasasti Manjusri, juga tidak memperlihatkan teratai dalam jambangan sebagai ciri Majapahit, meski Adityawarman adalah pejabat Majapahit. Jadi, kemungkinan Arca Prajnaparamitha di Candi Boyolangu ini bukan berasal dari sini. Namun, ia berasal dari masa yang tidak jauh dari Prasasti Manjusri, yang berangka tahun 1343 M, ketika ciri-ciri Singhasari belum sepenuhnya hilang. Lalu arca ini diletakkan di Candi Prajnaparamithapuri Kamal Pandak, menjadi ajang peziarahan pejabat Majapahit. Ketika Candi Wisesapura di bhayalanö, yang diduga adalah Candi Boyolangu ini selesai, mungkin arca dari Kamal Pandak ini dipindah ke sana.
Ternyata sejak zaman majapahit sudah ada naturalisasi dan tukar pemain khusus arca. Arca itu dipindah karena pusat kekuasaan mulai gonjang-ganjing pasca ditinggal mangkat oleh Prabu Rajasanagara alias Hayam Wuruk. Apalagi pernah kejadian, ada arca pendharmaan yang raib atau dipindah ke tempat lain. Misalnya arca pendharmaan Kertanagara di Candi Jawi, yang menurut Negarakertagama, raib dari tempatnya.
Aura Risma Fazzira (09)
Komentar
Posting Komentar